Produk Jurnalistik

Friday, December 19, 2008 | Label: , , , , , , , , , | 0 komentar |

Sebagai makhluk sosial, sejak lahir kita sudah dibekali dengan dua sifat hakiki yang menunjukkan identitas kita. Pertama, selalu ingin tahu keadaan alam sekitar kita, dan kedua, selalu ingin memberitahukan keadaan diri kita, terutama pengalaman kita yang baru dan sangat berkesan pada diri kita. Dan boleh jadi kedua sifat tersebut mendasari hasrat kita sebagai manusia untuk menyatu dengan manusia yang lain yang berada di sekeliling kita, dan untuk menyatu satu dengan suasana alam sekeliling kita (Soekanto, 1969:94).
Untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut, kita selalu melakukan sosialisasi dengan menggunakan pikiran kita. Contohnya, berinteraksi dengan saling menyampaikan informasi baru. Jurnalistik merupakan salah satu seni dalam upaya tersebut. Dimulai dengan kegiatan mencari dan mengumpulkan fakta (untuk bahan berita), kemudian mengolahnya, dan selanjutnya memberitakan atau menyiarkannya melalui media massa. Dengan informasi baru itulah orang dapat mengatur atau memenuhi kebutuhan hati nuraninya demi pergaulan hidup yang menyenangkan. Sebab, informasi yang baru itu pada hakikatnya muncul dengan isi yang didasarkan pada sifatnya yang terbagi ke dalam tiga golongan, yaitu informasi yang bersifat habitual, periodikal, dan inovatif (Lin, 1973:54).
Informasi yang bersifat habitual berisi hal-hal yang menjadi kebiasaan hidup khalayak sehari-hari atau yang menyentuh keterlibatan perilaku khalayak sehari-hari atau yang menyentuh keterlibatan perilaku khalayak sepanjang waktu. Misalnya, mengenai harga-harga sembilan bahan pokok (sembako) sehari-hari, jadwal perjalanan kendaraan umum, nomor telepon rumah sakit, polisi atau pemadam kebakaran, sedangkan informasi yang bersifat periodikal berisi hal-hal yang hanya memerlukan perhatian dan keterlibatan perilaku khalayak secara berkala. Namun peristiwa atau data yang diinformasikannya itu tidak terjadi tiap minggu, bulan, bahkan tiap tahun, melainkan sewaktu-waktu saja yang melibatkan khalayaknya. Misalnya, informasi tentang penghijauan, peremajaan hutan, konperensi-konperensi, seminar-seminar, atau peristiwa politik, ekonomi, sosial budaya, dan keamanan. Adapun informasi inovatif berisi hal-hal atau sesuatu yang baru, tidak biasa, atau sama sekali tidak pernah dikenal sebelumnya. Misalnya tentang penemuan-penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, penjelasan tentang obat-obatan yang baru diproduksi, perkenalan kendaraan bertenaga surya, penguasaan listrik tenaga surya,dan lain sebagainya.
Zaman demokrasi seperti sekarang ini kegiatan jurnalistik sangat terasa perlu dan penting adanya, sebab semua orang tidak akan bisa mengatur atau berbuat sesuatu untuk dirinya tanpa memperoleh informasi terlebih dahulu. Sedangkan informasi tentang apa yang ada dan terjadi di alam semesta alam ini, baik yang terkait dengan masalah politik, ekonomi, sosial budaya, keamanan, dan lain-lain, antara lain dapat diperoleh dengan meminati dan menikmati produk jurnalistik seperti isi (muatan) suratkabar, siaran radio maupun televisi. Sejarah membuktikan bahwa kaisar Prancis, Napoleon Bonaparte, pada zaman kejayaannya tidak bisa menjalankan kekuasaannya tanpa membaca suratkabar, karena dia selalu memerlukan informasi baru tentang dampak kepemimpinannya terhadap situasi kondisi negara dan rakyatnya.
Adapun informasi dimaksud dapat diutarakan dalam bentuk pemberitahuan:
1. Penyampaian berita.
2. Pemberiaan keterangan atau penerangan.
3. Perkenalan.
Berkaitan dengan jurnalistik, tentunya pemberitahuan diatas diarahkan dalam upaya mempengaruhi orang lain, dalam arti mengubah sikap, sifat, pendapat, dan perilaku orang lain itu. Oleh karena itu, dalam konteks jurnalistik, pemberitahuan pun dikenal sebagai produk jurnalistik yang berupa: News (berita), Views (Pandangan, komentar, ulasan), dan Advertisement (iklan/perkenalan yang bersifat propaganda).
Ketiga golongan produk jurnalistik itu selalu kita temukan dalam suratkabar, majalah, siaran radio, maupun siaran televisi. Dari ketiganya kita banyak memperoleh informasi. Baik tentang peristiwa politik seperti konflik Amerika Serikat dengan Irak, Penyelenggaraan KTT Non-Blok ke 10 di Jakarta, pertikaian di Yogoslovia, dan sebagainya; maupun peristiwa ekonomi seperti Indonesia dan Kuba jalin kerjasama ekonomi-perdagangan dengan Belanda, dan sebagainya; ataupun peristiwa sosial budaya seperti penyelenggaraan Olimapiade di Afrika Selatan, perebutan piala dunia di Ghuang Zhou, dan piala kemerdekaan di Peusangan Aceh Utara, kelaparan Somalia, terdamparnya nelayan Indonesia di India, serta penemuan-penemuan baru di negara-negara tertentu. Demikian pula kita memperoleh berbagai pengetahuan agama, pendidikan, cara merawat bayi, cara mengatur rumah dan informasi lain tentang praktik dokter, jadwal penerbangan, apotek yang buka 24 jam, nomor-nomor telepon instansi yang terkait dengan keamanan masyarakat serta tempat-tempat hiburan yang dapat dikunjungi. Semua informasi itu bisa memperkaya khazanah pengetahuan dan pengalaman serta wawasan berpikir dalam meniti dan mengatur pergaulan hidup kita sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.
(Kustadi Suhandang, Produk Jurnalistik:102)

Baca Selengkapnya......